• your image alt

    Senyuman Benalu

    Menoleh Kanan Kiri Tak tau arah pasti..Melirik simpang siur..Berharap meraih mujur..Kejujuran direkayasa..Tak ingat lagi perjuangan mencapaai asa..Moral bangsa ambruk!

  • your image alt

    I Love Ayah

    Keajaiban seorang Ayah Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantungpada siapapundan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya

  • your image alt

    My "Sweet" Memory

    waktu itu langit cerah. secerah langkah kaki ku bersama bodyguard setia ku upiee fioritura sakaaw.dengan WTD - wajah tanpa dosa.red- kami pulang dengan santai sambil mengayuh mio merah ku menuju ma'had tercinta. tanpa d duga2, ketika melewati gerbang, kita dsambut dengan lolongan pengurus yg tanpa ba bi bu lagi langsung memarahi kami.

Google translate
English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Tampilkan postingan dengan label Tugas Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tugas Sejarah. Tampilkan semua postingan

Wage Rudolf Supratman


Gambar 2. Wage Rudolf Supratman.

Disebuah rumah sederhana di Gang Tengah Salemba, lahirlah lagu Indonesia Raya dari seorang pemuda bernama Wage Rudolf Supratman. Lagu yang direkam oleh Tio Tek Hong ini diperdengarkan pertama kali pada Kongres Pemuda II di Jakarta tahun 1928. Tetapi lagu patriotik ini kemudian dibredel oleh pemerntah Kolonial Belanda. Lirik merdeka lalu diganti dengan mulia supaya agak lunak. Karya W.R Soepratman yang lain adalah sebuah roman yang berjudul Perawan Desa, disita oleh pemerintah Kolonial Belanda. Roman ini berkisah tentang tuan tanah yang menggunakan kekayaannya untuk bersenang-senang dengan gadis-gadis desa yang lugu. Ceritanya dianggap bisa menimbulkan kebencian antar golongan.

Hidup W.R Soepratman memang relatif singkat, namun rentang waktu 34 tahun yang dilaluinya telah menggoreskan namanya sebagai pahlawan. Ia juga dikenal sebagai wartawan dan guru. Ia pernah mengajar di Makasar setelah lulus dari Klein Amtenaar Examen dan sekolah guru Normaal School. Didalam dunia jurnalistik, ia pernah bekerja di Koran Kaoem Moeda, Bandung, lalu menjadi pemimpin redaksi Kaoem Kita dan mendirikan Kantor Berita Alphena bersama P. Harahap, terakhir ia pindah ke Sin Po sebuah Koran Cina Melayu sebagai pembantu lepas.

Nama Rudolf ditengah namanya merupakan pemberian bapak angkatnya, WM van Eldik, suami kakak perempuannya. Namun jiwa patriotiknya tidak luntur dengan statusnya sebagai anak angkat seorang Belanda. Kesadarannya berbangsa makin kuat dengan interaksinya secara intens dalam berbagai rapat pergerakan nasional. Profesinya sebagai wartawan membuat ia dekat dengan tokoh-tokoh politik yang tinggal di gang Kenari. Ketika Agus Salim dalam Fadjar Asia, menyerukan agar para komponis mencipta lagu kebangsaan, ia menyodorkan karyanya, Indonesia Raya. Selain itu ia juga menciptakan sejumlah lagu patrotik seperti R.A Kartini, Bendera Kita, Di Timur Matahari dan Bangunlah Hai Kawan.

Sayang kondisi fisiknya begitu rapuh. Penyakit paru-paru yang dideritanya, memaksanya meninggalkan Batavia menuju Surabaya, pada April 1937. Ia tinggal bersama dengan kakaknya yang telah pindah dari Makasar. Pada tanggal 17 Agustus 1937, tepat delapan tahun sebelum Indonesia merdeka, komponis kebangsaan ini wafat dan dimakamkan di Pwkuburan Kapas Kampung, Kenjeran, Surabaya.***

Read More
Jumat, 29 April 2011 0 komentar

Sejarah-M. Husni Thamrin


Gambar 1. Husni Tamrin.
Muhammad Husni Thamrin dilahirkan pada hari jum’at tanggal 16 Pebruari 1894 di kampung Sawah Besar, Batavia. Ayahnya bernama H. Tabri Thamrin, seorang pegawai pamong praja yang berpangkat Wedana, sedangkan ibunya bernama H. Nurhana. Ayahnya Muhammad Husni Thamrin, yaitu H. Tabri Thamrin adalah anak angkat dari pamannya sendiri yang bernama Muhammad Tabri, seorang pegawai pamong praja dari Kewedanaan Kepulauan Seribu. Tabri Thamrin diambil sebagai anak angkat oleh pamannya sewaktu berusia 10 tahun setelah ayahnya meninggal. Ayahnya bernama Ort seorang pedagang dan pemilik Hotel Ort de Rijwik, Batavia. Semasa hidupnya Ort terkenal sebagai anggota dari tiga sekawan Ort-Schnell-Palmer. Schnell adalah Residen Batavia, sedangkan Palmer Ommelanden, semuanya berkebangsaan Inggris.
Setelah meninggalkan bangku sekolah, Muhammad Husni Thamrin terjun ke dalam lingkungan masyarakatnya. Keinginan ayahnya (Thabri Thamrin) untuk memasukkan anaknya menjadi seorang ambtenaar tetap dipegangnya. Kemudian Muhammad Husni Thamrin dimasukkan ayahnya menjadi magang (calon pegawai) di kantor Kepatihan Batavia. Di situ ia memperlihatkan kerajinan dalam bekerja. Sedikit-sedikit, Muhammad Husni Thamrin berhasil meraih sukses. Ia telah menunjukkan pengabdian yang besar terhadap tugasnya. Akan tetapi ia tidak merasa senang. Hal ini disebabkan cita-cita Muhammad Husni Thamrin bukanlah untuk menjadi ambtenaar sebagaimana yang ditempuh oleh ayahnya. Cita-citanya adalah memperjuangkan nasib rakyat dan mengabdi untuk kepentingan rakyat.

Setelah sekian lama bekerja di Kepatihan Batavia, akhirnya Muhammad Husni Thamrin mengajukan permohonan untuk berhenti.ia kemudian pindah bekerja ke perusahaan pelayaran Belanda Koninklijk Paketvaart Maatschappij (KPM). Di situ ia diserahi pekerjaan sebagai boekhouder (pemegang buku). Selama bekerja di situ Muhammad Husni Thamrin terus mengembangkan dirinya dengan cara belajar secara pribadi dan juga selalu mengikuti perkembangan yang terjadi di lingkungan masyarakat sekitarnya. Satu hal yang mempengaruhi pemikirannya setelah bekerja di KPM adalah saat ia berkenalan dengan Van Der Zee. Ia merupakan seorang sosialis yang cukup terkenal dalam gelanggang politik di Batavia yang juga merupakan anggota Gemeenteraad Batavia.Antara Muhammad Husni Thamrin dan Van Der Zee terjalin hubungan yang dekat. Masing-masing memiliki minat yang sama terhadap masalah kemasyarakatan.

Seiring dengang berjalannya waktu, pergaulan Muhammad Husni Thamrin dengan Van Der Zee semakin menambah wawasan pemikirannya. Pengetahuannya semakin bertambah, terutama dalam bidang sosial dan politik. Di pihak lain Van Der Zee juga memerlukan pemikiran Muhammad Husni Thamrin berkenaan dengan masalah yang dihadapi oleh masyarakat Betawi. Ketika itu Muhammad Husni Thamrin memang telah menunjukkan minatnya terhadap usaha-usaha perbaikan kehidupan masyarakat Betawi. Ia memperlihatkan keadaan yang menimpa masyarakat sekelilingnya berupa keadaan kesehatan, pendidikan, ekonomi dan sebagainya. Di antara sekian banyak minat usahanya dalam bidang perbaikan kehidupan masyarakat Betawi, yang paling menarik minatnya adalah usaha penanggulangan akibat banjir yang selalu melanda Betawi karena meluapnya sungai Ciliwung. Ia mengatakan uneg-unegnya itu kepada Van Der Zee. Van Der Zee yang duduk sebagai anggota Gemeenteraad, membawa pemikiran sekaligus uneg-uneg Muhammad Husni Thamrin ke dalam sidang Gemeenteraad. Ternyata usahanya itu membuahkan hasil. Gubernur Jendral setuju untuk mengusahakan agar supaya air sungai Ciliwung tidak mendatangkan suatu bencana bagi masyarakat sekitar. Dalam perealisasiannya, Muhammad Husni Thamrin diajak oleh Van Der Zee untuk melihat langsung apa yang telah dicita-citakannya itu.
Kedekatannya dengan Van Der Zee telah menambah pengetahuan sosial dan politiknya. Suatu saat Muhammad Husni Thamrin mendapat kesempatan duduk dalam Gemeenteraad di Batavia. Karir politiknya semakin mantap tatkala ia berhasil duduk dalam Volksraad. Pada era tahun 1930-an ia terjun ke dalam parpol. Ia pernah menjabat sebagai ketua Parindra tahun 1938 dan mengusulkan pembentukan GAPI sebagai sarana perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia.

Read More
0 komentar

.Pipit Sayang Ayah.Pipit Sayang Ayah.